AI Fisik merupakan hal yang nyata, tak bisa dihindari, dan infrastruktur terdesentralisasi adalah hal yang mampu membuatnya berkembang secara masif. Revolusi DePAI sedang mengubah segalanya, menggantikan cloud lama yang rapuh dan hanya mengejar keuntungan sepihak dengan jaringan AI fisik yang terbuka, modular, dan terdesentralisasi—membawa kita ke era baru robotika dan otonomi.
Poin Penting:
- Pada tahun 2030, lebih dari setengah robot berbasis AI akan menjalankan beban kerjanya di jaringan GPU terdesentralisasi, bukan di AWS, Azure, atau Google Cloud—sebuah pembalikan total dari paradigma saat ini sekaligus menciptakan peluang pasar senilai USD 100 miliar.
- Forum Ekonomi Dunia memproyeksikan pasar jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN) akan melonjak dari USD 20 miliar saat ini menjadi USD 3,5 triliun pada 2028—kenaikan mencengangkan sebesar 6.000%.
- Analis Morgan Stanley memperkirakan industri robot humanoid dapat menghasilkan pendapatan tahunan hingga USD 4,7 triliun pada 2050, dengan lebih dari satu miliar unit terjual pada tahun tersebut.
- CEO NVIDIA, Jensen Huang, menyatakan bahwa robotika adalah peluang pertumbuhan terbesar perusahaan setelah AI, dengan visi menghadirkan “miliaran robot, ratusan juta kendaraan otonom, dan ratusan ribu pabrik robotik.”
- Ekosistem DePAI didukung oleh proyek-proyek terkemuka termasuk Aethir, XMAQUINA, IoTeX, GEODNET, peaq, dan elizaOS, dengan AI Unbundled Alliance menyediakan standar serta kekuatan operasional yang diperlukan untuk mewujudkan visi ini.
- Komputasi cloud terpusat pada dasarnya tidak mampu memenuhi kebutuhan AI Fisik terkait pemrosesan real-time, latensi rendah, dan ketahanan—menciptakan katalis bagi transformasi infrastruktur ini.
Katalis yang mendorong perubahan ini sangat sederhana: komputasi cloud terpusat tidak dapat memenuhi tuntutan AI Fisik—sistem kecerdasan buatan yang mampu merasakan, memahami, dan berinteraksi dengan dunia nyata. Mulai dari kendaraan otonom yang harus mengambil keputusan dalam sepersekian detik, hingga robot bedah yang membutuhkan presisi di bawah milidetik, aplikasi AI Fisik membutuhkan kapabilitas infrastruktur yang secara fundamental tidak dapat disediakan oleh sistem terpusat.

Konvergensi tren-tren ini menandai transformasi infrastruktur paling signifikan sejak munculnya internet.
Katalis yang mendorong perubahan ini sangat sederhana: komputasi cloud terpusat tidak dapat memenuhi tuntutan AI Fisik—sistem kecerdasan buatan yang mampu merasakan, memahami, dan berinteraksi dengan dunia nyata. Mulai dari kendaraan otonom yang harus mengambil keputusan dalam sepersekian detik, hingga robot bedah yang membutuhkan presisi di bawah milidetik, aplikasi AI Fisik membutuhkan kapabilitas infrastruktur yang secara fundamental tidak dapat disediakan oleh sistem terpusat.
Krisis Cloud Terpusat
Keterbatasan infrastruktur cloud terpusat telah mencapai titik kritis. Kekurangan GPU global menciptakan krisis pasokan yang membuat pengembangan AI tingkat lanjut menjadi sangat mahal bagi sebagian besar organisasi. Chip NVIDIA H100, yang sangat penting untuk pelatihan AI, dihargai lebih dari USD 40.000 per unit dan masih berada dalam kondisi kelangkaan yang kritis. Penyedia cloud besar kesulitan memenuhi permintaan, dengan sebagian pelanggan menghadapi daftar tunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan akses ke instance GPU premium.
Aspek ekonomi juga sama bermasalahnya. Penyedia cloud besar mengenakan tarif premium untuk sumber daya GPU yang langka, sehingga banyak pelanggan menghadapi waktu tunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan akses. Bagi organisasi yang membutuhkan pemrosesan AI berkelanjutan, biaya ini dengan cepat menjadi tidak dapat dipertahankan. Sebuah kendaraan otonom yang memproses 4 terabyte data sensor setiap hari akan menghadapi tagihan komputasi awan yang sangat besar, sehingga membuat penerapan skala luas menjadi tidak layak secara ekonomi.
Latensi menjadi tantangan yang lebih mendasar. Aplikasi AI Fisik membutuhkan pemrosesan real-time dengan waktu respons yang diukur dalam milidetik. Keputusan pengereman darurat pada kendaraan otonom harus terjadi dalam 1–5 milidetik untuk mencegah kecelakaan. Sistem bedah robotik membutuhkan umpan balik haptik di bawah 1 milidetik agar dokter bedah dapat merasakan resistensi jaringan. Persyaratan ini secara fisik tidak kompatibel dengan sistem cloud terpusat, di mana data harus melakukan perjalanan ratusan hingga ribuan mil untuk mencapai pusat pemrosesan.
Masalah keandalan semakin memperparah keadaan. Hanya pada tahun 2023, AWS mengalami 27 gangguan signifikan, yang masing-masing mengganggu ribuan aplikasi. Untuk sistem AI Fisik yang mengendalikan infrastruktur dunia nyata, gangguan semacam ini bukan sekadar ketidaknyamanan—melainkan berpotensi menjadi bencana. Kegagalan terpusat dapat secara bersamaan melumpuhkan kendaraan otonom, robot manufaktur, dan perangkat medis di seluruh wilayah.
Revolusi DePAI
Infrastruktur Decentralized Physical AI (DePAI) mengatasi keterbatasan fundamental ini melalui jaringan komputasi terdistribusi yang menghadirkan kekuatan pemrosesan lebih dekat ke tempat yang dibutuhkan. Alih-alih bergantung pada beberapa pusat data raksasa, jaringan DePAI menggabungkan sumber daya komputasi dari ribuan partisipan independen di seluruh dunia, menciptakan infrastruktur yang tangguh, berlatensi rendah, dan dioptimalkan untuk aplikasi AI Fisik.

Aethir menjadi contoh nyata transformasi ini sebagai operator cloud GPU terdesentralisasi terbesar di dunia. Dengan lebih dari 435.000 GPU kelas enterprise yang didistribusikan di 200+ lokasi di 93 negara, Aethir menyediakan kapasitas komputasi senilai lebih dari USD 400 juta sekaligus mempertahankan tingkat ketersediaan luar biasa sebesar 98,92%. Arsitektur terdistribusi ini menghilangkan titik kegagalan tunggal yang kerap menghantui sistem terpusat, sekaligus memberikan kedekatan geografis yang secara dramatis mengurangi latensi. Proyek seperti Gensyn dan Holoworld AI secara aktif memanfaatkan cloud GPU terdesentralisasi Aethir untuk mendukung kecerdasan mesin dan alur kerja agen real-time, menunjukkan bagaimana infrastruktur terdesentralisasi mampu memberikan skala, latensi rendah, dan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk aplikasi robotika dan AI tingkat lanjut.
Aliansi AI Unbundled, yang dipimpin oleh IoTeX dan GEODNET, menghadirkan standar, kekuatan operasional, serta kolaborasi lintas ekosistem yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi DePAI. IoTeX berperan sebagai platform blockchain yang membangun ekosistem terbuka untuk kecerdasan fisik, mengubah data dari jaringan mesin fisik menjadi kecerdasan kolektif di mana mesin dan agen AI dapat berkoordinasi melalui data real-time yang terverifikasi. Platform ini memverifikasi dan mengoordinasikan aksi mesin melalui data terdesentralisasi, infrastruktur identitas mesin, bukti data real-time, dan jembatan terpercaya antara perangkat, LLM, serta blockchain.
GEODNET mengoperasikan jaringan positioning presisi terdesentralisasi terbesar di dunia yang berbasis on-chain, dengan lebih dari 19.500 stasiun dasar yang menyediakan data lokasi akurat hingga sentimeter secara global. Jaringan ini membekali robot dan kendaraan otonom dengan data lokasi yang tepercaya dan tahan manipulasi, yang sangat penting untuk navigasi presisi, koordinasi swarm, keselamatan, dan sinkronisasi—semua aspek krusial bagi mesin cerdas di dunia nyata.
XMAQUINA memperkuat visi DePAI melalui DAO-nya, memberikan komunitas global akses likuid ke perusahaan robotika swasta terkemuka yang mengembangkan humanoid generasi berikutnya. Dengan menggabungkan sumber daya, DAO ini mendemokratisasi investasi di bidang robotika dan otomasi, memastikan bahwa kebangkitan mesin cerdas dibentuk melalui kepemilikan bersama, penciptaan bersama, dan tata kelola bersama. Model ini memberikan akses awal ke perusahaan AI Fisik berdampak tinggi, sekaligus menantang monopoli teknologi tradisional agar tidak ada entitas tunggal yang menguasai tenaga kerja robotik di masa depan.
peaq berfungsi sebagai komputer dan sistem operasi bagi Ekonomi Mesin, memungkinkan perangkat—dari sensor hingga robot—untuk berinteraksi melalui identitas mandiri (self-sovereign ID), melakukan transaksi, serta menawarkan data dan layanan melalui marketplace terdesentralisasi. Sebagai tulang punggug layer-1, peaq menyediakan alat penting bagi proyek DePAI, termasuk identitas mandiri dan jalur pembayaran, kerangka verifikasi data berlapis, serta Universal Machine Time. Platform ini memungkinkan mesin untuk bertransaksi dan menawarkan layanan secara otonom, menyediakan lapisan smart contract untuk DePAI, DePIN, dan DAO, serta memungkinkan crowdsourcing data pelatihan melalui DePIN—memberdayakan Ekonomi Mesin di setiap lapisan stack.
elizaOS menjembatani revolusi agen dan robotika dengan mengubah kecerdasan terdesentralisasi menjadi alur kerja nyata. Saat ini sudah digunakan untuk mendukung agen AI di DeFi, tim, dan administrasi, elizaOS secara alami berkembang ke robotika, di mana sistem harus memproses data secara lokal, mengoordinasikan tugas, dan bertindak tanpa bergantung pada cloud terpusat yang rapuh. elizaOS membekali perangkat dengan kedaulatan dan agensi, memungkinkan mereka beradaptasi secara otonom dengan kebutuhan pengguna. Plugin memperluas kapabilitas ini ke aplikasi fisik—misalnya, plugin IoTeX menghubungkan agen ke jaringan DePIN seperti stasiun cuaca, array GNSS, dan pelacak gerak untuk persepsi dan aksi real-time yang aman. Dengan elizaOS v2, lapisan memori bersama menghubungkan agen fisik dan digital, sementara infrastruktur terdesentralisasi dan TEE menjamin ketahanan. Dengan menghadirkan agen modular berbasis plugin ke ranah fisik, elizaOS membantu membuka “mil terakhir” DePAI: membuat mesin bukan hanya cerdas, tetapi juga agentik, kolaboratif, dan tanpa izin (permissionless). Visi ini didukung oleh kemitraan jangka panjang dengan Aethir, yang cloud GPU terdesentralisasinya menyediakan komputasi skala besar dan berlatensi rendah yang menjadi tenaga bagi para builder di ekosistem elizaOS.
Keunggulan ekonominya sangat kuat. Jaringan DePAI menghilangkan markup harga yang dibebankan oleh penyedia cloud terpusat, dengan memungkinkan transaksi peer-to-peer langsung antara pengguna AI dan penyedia infrastruktur. Insentif berbasis token menciptakan harga berbasis pasar yang mencerminkan penawaran dan permintaan aktual, bukan strategi harga korporasi. Saat permintaan meningkat, hadiah token bertambah, menarik lebih banyak penyedia infrastruktur untuk bergabung. Ketika pasokan melebihi permintaan, harga menurun, memberikan penghematan biaya bagi pengguna.
Manfaat teknisnya bahkan melampaui faktor ekonomi. Distribusi geografis secara alami muncul dari partisipasi global dalam jaringan yang diberi insentif token, sehingga menghadirkan kekuatan komputasi lebih dekat ke perangkat AI Fisik. Node edge dapat ditempatkan di kota, gedung, atau bahkan ruangan yang sama dengan sistem yang mereka dukung, sehingga hampir menghilangkan latensi jaringan. Arsitektur terdistribusi juga memberikan redundansi yang memastikan operasi tetap berlanjut bahkan ketika node individu mengalami kegagalan.
Transformasi Dunia Nyata
Dampak infrastruktur DePAI melampaui sekadar kemampuan teknis, hingga secara fundamental mengubah cara kita hidup dan bekerja. Visi Jensen Huang mengenai peluang robotika bernilai multi-triliun dolar kini mulai menjadi kenyataan, dengan NVIDIA bergerak menuju “miliaran robot, ratusan juta kendaraan otonom, dan ratusan ribu pabrik robotik” yang digerakkan oleh infrastruktur terdesentralisasi yang membuat penerapan skala luas menjadi layak secara ekonomi.

Dalam perawatan lansia, robot humanoid yang didukung oleh jaringan DePAI dapat menyediakan pemantauan dan bantuan 24/7, memungkinkan populasi lanjut usia tetap mandiri sambil mengurangi beban sistem kesehatan. Pendamping AI ini dapat mendeteksi keadaan darurat medis, membantu aktivitas sehari-hari, dan memberikan interaksi sosial—semua dilakukan sambil memproses data kesehatan sensitif secara lokal melalui infrastruktur terdesentralisasi yang menjaga privasi sekaligus memastikan keandalan.
Transformasi logistik sama besarnya. Kendaraan otonom membutuhkan pemrosesan real-time dari aliran data sensor dalam jumlah masif—sistem Full Self-Driving Tesla melakukan lebih dari 36 triliun operasi per detik, memproses terabyte data untuk membuat keputusan navigasi dalam sepersekian detik. Jaringan DePAI menyediakan kekuatan pemrosesan ini secara lokal, menghilangkan latensi yang membuat pemrosesan cloud terpusat mustahil dilakukan untuk fungsi-fungsi kritis terkait keselamatan.
Sektor manufaktur mengalami adopsi pesat robot kolaboratif yang harus beroperasi secara aman bersama pekerja manusia. Sistem ini membutuhkan pemrosesan real-time dari data visual, taktil atau sentuhan, dan lingkungan sekaligus berkoordinasi dengan mesin lain. Infrastruktur DePAI memungkinkan kapabilitas AI canggih untuk kontrol kualitas, perawatan prediktif, dan sistem produksi fleksibel yang dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan tanpa intervensi manusia.

Peluang pasar yang tersedia sangat luar biasa. Pasar GPU pusat data global akan naik dari USD 120 miliar pada 2025 menjadi USD 228 miliar pada 2030, sementara pasar GPU-as-a-service akan melesat dari USD 8,8 miliar menjadi USD 26,6 miliar dalam periode yang sama. Seiring solusi terdesentralisasi menjadi lebih kompetitif dari segi biaya dan lebih mudah diintegrasikan, produsen dan operator robotika akan bermigrasi dari hyperscaler cloud, terutama untuk beban kerja real-time dan misi-kritis yang menuntut ketahanan, latensi rendah, serta kedaulatan data. Transformasi ini sejalan dengan tinjauan pasar Mordor Intelligence yang menunjukkan sektor AI dalam robotika akan berkembang dari USD 25,02 miliar menjadi USD 126,13 miliar pada 2030, dengan Asia diposisikan sebagai pasar terbesar sekaligus paling cepat berkembang dengan CAGR 13,10%.
Mengatasi Hambatan
Jalan menuju AI Fisik terdesentralisasi menghadapi tiga tantangan kritis yang saat ini sedang diatasi oleh ekosistem DePAI.
Kompleksitas koordinasi merupakan tantangan teknis terbesar. DAO dan DePIN harus menyelesaikan persoalan tata kelola, keamanan, dan standar yang kompleks untuk mengoordinasikan ribuan partisipan independen. AI Unbundled Alliance mengatasi hal ini dengan menetapkan standar terpadu dan kerangka operasional yang memungkinkan interoperabilitas tanpa hambatan antar jaringan dan aplikasi.
Resistensi keras dari pihak incumbent menjadi tantangan strategis. Monopoli cloud dan institusi lama akan melawan secara agresif, takut kehilangan kendali dan pendapatan. Raksasa komputasi terpusat menyadari bahwa infrastruktur terdesentralisasi mengancam model bisnis rente mereka dan akan menggunakan regulasi, strategi harga kompetitif, serta hambatan teknis untuk memperlambat adopsi. Namun, keunggulan mendasar DePAI—biaya lebih rendah, performa lebih baik, dan ketahanan yang lebih kuat—menciptakan kekuatan pasar yang pada akhirnya akan memenangkan solusi terdesentralisasi.
Pengawasan regulasi semakin intensif seiring munculnya isu terkait penggantuan pekerja oleh AI dan pengambilan keputusan otonom, yang memicu seruan mendesak akan pengawasan. Pemerintah di seluruh dunia tengah berupaya merumuskan regulasi untuk sistem AI yang dapat membuat keputusan independen yang memengaruhi keselamatan manusia dan lapangan kerja. Sifat terdesentralisasi jaringan DePAI membuat pendekatan regulasi tradisional menjadi lebih rumit, membutuhkan kerangka baru yang mampu menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan.
Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, aliansi antara jaringan terdesentralisasi dan AI Fisik mewakili peluang terbaik dunia untuk menghindari masa depan yang dimonopoli, diawasi, dan dikendalikan oleh kepentingan hyperscaler. Ekonomi mesin terbuka akan bergerak lebih cepat, menjadi lebih aman, dan menciptakan lebih banyak nilai bagi masyarakat—tetapi hanya jika Web3 memenangkan pertarungan penting ini.
Masa Depan Infrastruktur
AI Fisik sudah hadir—dan berkembang pesat—tetapi hanya infrastruktur terdesentralisasi yang mampu mendukung skala, kecepatan, dan ketahanan yang dibutuhkan oleh masa depan robotik kita. Revolusi DePAI, yang digerakkan oleh kekuatan gabungan proyek seperti Aethir, XMAQUINA, IoTeX, GEODNET, peaq, dan AI Unbundled Alliance, sedang membangun realitas baru di mana umat manusia memiliki, mengatur, dan mendapatkan manfaat dari kecerdasan fisik yang andal dan hadir di mana-mana.
Transformasi dari infrastruktur terpusat ke terdesentralisasi bukan sekadar peningkatan teknologi—tetapi perwujudan ulang fundamental tentang bagaimana kita membangun dan menerapkan sistem AI yang berinteraksi dengan dunia fisik. Jaringan DePAI tidak hanya menyediakan daya komputasi; mereka menciptakan infrastruktur demokratis dan tangguh yang dimiliki dan dioperasikan oleh komunitas, bukan oleh korporasi.
Pertanyaannya kini bukan lagi “jika”, melainkan seberapa cepat kita akan meninggalkan hambatan komputasi dan memasuki era robot terbuka dan tanpa izin (permissionless). Perusahaan yang lebih awal menyadari pergeseran paradigma ini akan memperoleh keunggulan kompetitif signifikan, sementara mereka yang tetap bergantung pada infrastruktur terpusat akan semakin tertinggal seiring peluang pasar USD 100 miliar bergeser menuju jaringan terdesentralisasi.